Nabi Muhammad yang pertama kali meletakkan batu tepat di kiblatnya.
(sumber : vivalog) Pada sebuah kesempatan, medio April lalu, saya mengunjungi Madinah, kota yang syarat dengan sejarah, maka sangat disayangkan jika tidak mengunjungi tempat-tempat yang mengandung sejarah itu, salah satunya Mesjid Quba.
Masjid Quba merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah Shalallahu‘Alaihi Wassalam. Dibangun pada tahun 1 Hijriyah atau Senin 8 Rabiul Awwal (23 September) 622 Masehi di Quba, sebuah tempat yang terletak pada jarak sekitar 5 km di sebelah tenggara kota Madinah. Kelak, nama tempat ini, identik dengan nama Mesjidnya, yakni, Mesjid Quba. Bersamaan dengan perkembangan kota Madinah, kini Mesjid Quba sudah masuk dalam kota Madinah, terletak di perapatan Jalan utama kota Madinah.
Pada pembangunan Mesjid ini, Rasulullah turun sendiri bersama para sahabat, bahkan ikut memikul batu-batu yang dibutuhkan dalam pembangunannya.
Mihrab Mesjid Quba (dok.Pribadi)
Tercatat dalam sejarah Islam, masjid yang pertama dibangun adalah masjid Quba yang dibangun oleh Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu anhu. Ketika Baginda Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah ke Madinah, di kampung Quba, Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu ‘anhu mengusulkan, untuk membangun tempat berteduh, bagi Baginda Rasulullah SAW, agar dapat beristirahat siang dan mendirikan shalat dengan tenang. Lalu, Sayyidina ‘Ammar Radhiyallahu ‘anhu mulai mengumpulkan batu-batu dan mendirikan masjid.
Rasulullah saw adalah yang pertama kali meletakkan batu tepat di kiblatnya, Abu bakar kemudian datang membawa batu dan meletakkannya. Dilanjutkan Umar yang meletakkan batu disamping batu abu bakar. Setelah itu barulah kaum muslimin beramai ramai membangunnya.
Mimbar Mesjid Quba (dok. Pribadi)
Bangunan Masjid Quba
Masjid dengan luas tanah sekitar 5.035 meter persegi ini awalnya merupakan tanah bekas kebun korma milik seorang sahabat Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Ketika pertama dibangun, masjid ini hanya memiliki luas 1.200 meter persegi. Di sinilah tonggak pertama syiar Islam, yang kelak tersebar ke seluru dunia, bahkan mempengaruhi budaya local di sejumlah Negara di setengah belahan dunia.
Alquran surat At-taubah 108 mencatat bahwa Masjid Quba didirikan atas dasar takwa.“Sesungguhnya masjid itu yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut bagimu (Hai Muhammad) bersembahyang di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri”. (Surat At-taubah : 108)
“Ketika pembangunan Masjid ini selesai, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam mengimami shalat selama 20 hari. Semasa hidupnya, lelaki yang dijuluki Al-Amin ini selalu pergi ke Masjid Quba setiap hari Sabtu, Senin dan Kamis. Setelah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam wafat, para sahabat menziarahi masjid ini dan melakukan salat di sana.”( HR. Bukhari no. 1117 , HR. Muslim no. 2478)Keutamaan Masjid Quba dalam Quran dan Hadist
Shalat di masjid Quba memiliki keutamaan. Menurut Hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abu bin Sahl bin Hunaif radhiyallahu ‘anhum, ia pernah mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian mendatangi Masjid Quba, lalu ia shalat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah”.( HR. Tirmizi no. 298. Ibnu Majah no. 1401)
Oleh karenanya, bagi mereka yang mengunjungi Mesjid Quba ini, dianjurkan melakukan sholat sunat dua rakaat, dengan tujuh kali salam. Dua rakaat yang pertama sebagai sholat sunat Mesjid, enam rakaat yang kedua dengan tiga salam, dimaksudkan sebagai shalat taubat dan terakhir, enam rakaat yang berikutnya sebagai shalat sunat hajat, dengan demikian, tujuh kali salam, identik dengan melaukan umrah sebanyak tujuh kali.
makam para Syuhada, sisi kiri mesjid Quba (dok. Pribadi)