Sumber :www.dream.co.id
Pendiri rumah singgah 'Cinderella from Indonesia Center' ini mengaku merasakan kenyamanan dan lebih menikmati hidup saat menjadi mualaf.
Dream - Memeluk Islam sejak 2003 membuat wanita yang dijuluki 'Cinderella from Indonesia' ini seperti hidup di negeri dongeng. Lusia Efriani Kiroyan namanya. Pendiri rumah singgah 'Cinderella from Indonesia Center' ini mengaku merasakan kenyamanan dan lebih menikmati hidup saat menjadi mualaf.
Sempat djiauhkan keluarga karena pindah keyakinan. Tapi, keinginan memeluk Islam begitu kuat sehingga mampu melewati masa sulit di tengah keluarga. Wanita ayu dua anak ini tidak memberitahukan ketika dirinya masuk Islam. Salat pun dilakukan dengan sembunyi-sembunyi. Takut Mama marah.
"Aku mengambil keputusan untuk kenal dengan Islam, mempelajari dan memahami kemudian tertarik dan jadi cinta. Tapi orangtuaku belum tahu. Saat nikah baru tahu dan mereka marah," kata wanita kelahiran Surabaya 1 Agustus 1980 ini saat berbincang dengan Dream.co.id saat ditemui sedang mengisi kelas binaan di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.
Kini, wanita lulusan International Visitor Leadership Program (IVLP), California, AS ini menyibukkan diri dengan kegiatan sosial. Lusia sibuk memberdayakan narapidana wanita di tiga rumah tahanan Batam dan Jakarta ini. Juga merangkul anak-anak jalanan dan serta wanita Pekerja Seks Komersial atau PSK.
"Saya ingin terus bersama mereka, mencintai mereka. Seperti Islam mengajarkan untuk tidak mebeda-bedakan ketika berbuat kebaikan. Saya bersyiar tentang Islam kepada PSK. Karena menurut saya level saya di situ, bukan di Mesjid. Saya bukan siapa-siapa," ujar Lusi.
Berbagi pengalaman dan cerita kepada PSK semakin memotivasi Lusia untuk mengubah pandangan soal hidup. "Mereka ini yang harus kita rangkul, pasti bukan keinginan mereka untuk jadi seperti itu. Mereka juga kecewa dan merasa sudah tidak berguna. Namun saya selalu mengatakan Allah itu akan selalu ada, berusahalah untuk jadi pribadi yang lebih baik," ungkapnya.
Hatinya begitu tersentuh untuk membantu sesama. Lusia memiliki ide untuk mendonasikan hasil penjualan batik girl atau boneka yang dibuatnya untuk orang-orang yang tidak mampu.
"Saya bukan orang kaya, tapi menurut saya berbagi saat susah justru jadi luar biasa. Untuk membantu orang yang membutuhkan saya mengajak masyarakat untuk membeli boneka dari Cinderella from Indonesia Center, dengan membeli satu saja sudah sangat membantu banyak orang," tutur pengusaha arang dan tempurung kelapa ini.
Lusia berharap akan banyak lagi orang yang peduli dengan sesama makhluk Allah tanpa harus membedakan suku, agama, ras, warna kulit. Atau bahkan melihat bibit, bebet dan bobot orang tersebut. "Save the world and share the love. Saya ingin Islam bangga memiliki saya," ujar Lusia. (Ism)
No comments:
Post a Comment