04 December 2014

Tarik Minat Masyarakat, Kemenag Kembangkan 4 Tipe Madrasah


Sumber : Ikhwanul  Khabibi  ­ detikNews, Jakarta - Agar semakin banyak menarik masyarakat memasukan anak-anaknya ke sekolah madrasah, Kementerian Agama mengembangkan empat tipe Madrasah. Keempatnya tipe madrasah ini memiliki kurikulum yang sama, tapi beda penguatan pada minat masing-masing madrasah.




‎"Tipe pertama adalah Madrasah akademik yang aktifitasnya betul-betul penguatan akademik dan sains. Para siswanya diarahkan untuk mengikuti berbagai olimpiade sains sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan akademiknya," kata Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama, Nur Kholis Setiawan dalam pernyataannya, Selasa (2/12/2014).
Menurut Nur Kholis, prototipe yang sudah dikembangkan adalah Madrasah Aliyah Insan Cendekia. Saat ini sudah ada tiga, yaitu di Serpong Tangerang, Gorontalo dan Jambi. Tipe madrasah unggulan ini akan dikembangkan ke 20 propinsi di seluruh Indonesia dengan target 2016, semuanya sudah menerima siswa baru. 

Tipe kedua adalah madrasah vokasi yaitu madrasah yang memiliki kelebihan karena mampu menggabungkan antara pendidikan keterampilan dan pendidikan karakter. Menurut penelitian The Analytical and Capacity Development Partnership (ACDP) yang menjadi mitra Dikbud dan Kemenag, kebutuhan tenaga kerja saat ini bukan hanya mengacu pada prestasi akademik, tetapi kejujuran, integritas. 


“Misalnya madrasah di Brebes, di situ ada petani bawang merah atau ada telur asin, kita dorong ke sana. Di Kudus, ada industri konveksi, kita melatih tata boga, tata busana, fashion. Di pesisir Jepara ada industri perikanan, kita dorong ke sana,” jelas Nur Kholis. 



Saat ini sudah ada sejumlah titik lokasi madrasah yang akan dikembangkan dengan skema program untuk negeri atau bantuan untuk swasta. ‎“Kalau kita fasilitasi, bisa berhasil karena penyakit kita selama ini kan top down, borosin uang negara, tapi manfaatnya nggak jelas,” imbuhnya.



Tipe ketiga adalah madrasah reguler. Madrasah reguler adalah tipe madrasah yang selama ini sudah ada.


“Kalau ingin berkembang ke akademik, silahkan, nanti kekurangannya apa, prosesnya bagaimana, kita dukung. Kita fasilitasi dengan bantuan-bantuan. Sebaliknya kalau dia ingin ke vokasi, kita dorong juga,” ungkap Nur Kholis.


Tipe keempat ‎adalah madrasah keagamaan. Menurutnya, kader ulama ini bisa diwujudkan oleh pesantren yang punya madrasah atau madrasah yang fokus pada kajian keagamaan yang mendalam.



“Orang tua punya pilihan. Kalau mau tafakkuh fiddien, ya yang tipe keempat. Mau yang saintis ya tipe yang pertama. Kalau mau siap dengan dunia kerja, ya tipe yang kedua,” jelasnya. 



Mengenai kurikulumnya, semuanya sama. Perbedaannya adalah pada penguatan materi tertentu saja. Salah satu langkah yang sedang dimatangkan adalah pemagangan dengan melibatkan berbagai perusahaan. 



“Cara saya sekarang adalah mengkompetisikan, silahkan madrasah-madrasah yang sudah punya ikatan atau komunikasi dengan perusahaan pemagang, kita data lalu kita berikan insentif-insentifnya. Cara seperti itu saya kira akan lebih efektif,” pungkasnya.

No comments:

Post a Comment