05 August 2015

Mahfud MD: NU Selama Ini Dikenal Sebagai Pendamai yang Sejuk

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muktamar NU ke-33 di Jombang pada 1-5 Agustus sempat diwarnai kericuhan. Itu lantaran panitia dan peserta tidak menemukan kata sepakat tentang model pemilihan Rais Aam yang menggunakan sistem musyawarah mufakat (AHWA) atau pemilihan langsung (voting). Rapat yang sempat deadlock akhirnya berakhir setelah Gus Mus memberikan petuah fatwa yang mengacu AD/ART PBNU terkait pemilihan menggunakan AHWA dan voting.
Kader NU Mahfud MD ikut berkomentar ketika ditanya pengikutnya tentang suasana Muktamar NU yang sempat tegang tersebut. Hanya saja, ia mengaku, tidak berani ikut mencalonkan diri lantaran NU harus dipimpin ulama yang paham ilmu.
"Tidk berani utk tertarik. Sy akademikus. Utk ormas Islam terbesar spt itu, biar dipimpin oleh ulama2 yg tangguh," katanya melalui akun Twitter, ‏@mohmahfudmd. "NU selama ini dikenal & didengar sbg pendamai yg sejuk. Ironi klo deadlock krn gontok2an soal cr pemilihan. AHWA ato BUKAN yg penting RUKUN."

Menurut dia, panitia dan peserta harus segera menemukan solusi agar pelaksanaan Muktamar NU bisa berjalan lancar. "Gontok2an dlm arti adu argumen dan tdk menyebabkan deadlock adl bagian dari demokrasi. Mudah2an terselesaikna," ujar mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) tersebut. 

Dia pun ikut merasa prihatin dengan salah satu judul koran yang memberitakan tentang Muktamar NU yang gaduh, dan Muktamar Muhammadiyah yang teduh. "Itulah ironinya. Tp NU pny tradisi selesaikan masalah dari gegeran (ribut2) jadi ger-geran (canda tawa). Kita tunggu," katanya. "Itu hrs dsadari oleh muktamirin NU. Jgn smpai NU disusupi non Aswaja. Jd soal cara pemilihan jgn smpai memecahbelah." 

Terkait isu suap yang mengemuka, Mahfud pun punya penilaian tersendiri. "Isu suap itu mungkin hny isu sbg bagian dari tolak tarik utk memenangnkan ide. Isu itu akan hilang klo sdh kompak."
sumber : republika.co.id; tgl. 4 Agustus 2015

No comments:

Post a Comment