REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menawarkan tiga opsi peran politik bagi Muhammadiyah ke depan. Din menilai situasi politik nasional yang dihadapi Muhammadiyah mengandung tantangan sekaligus memberi peluang.
"Seandainya Muhammadiyah mampu mengubah tantangan menjadi peluang, maka inilah saatnya Muhammadiyah mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri," ujar Din dalam pidato iftitah Sidang Pleno Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Balai Sidang Muktamar Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (3/8) malam.
Opsi pertama bagi peran politik Muhammadiyah yaitu tetap pada jati diri sebagai gerakan dakwah pencerahan yang berorientasi kultural. Orientasi itu yakni fokus pada penguatan landasan budaya dalam masyarakat dan tetap menjalankan aktivitas politik sebatas politik moral. Muhammadiyah lewat opsi ini, kata Din, akan menjaga kedekatan yang sama dengan semua partai politik.
"Dalam pemilu Muhammadiyah bersikap netral," ujar Din.
Opsi kedua, Muhammadiyah mendirikan sebuah partai politik sebagai amal usaha atau mengembangkan hubungan khusus dengan partai politik tertentu sebagai partai utama. Hal ini menunjukkan Muhammadiyah tetap pada jati diri sebagai gerakan pencerahan dengan orientasi kultural namun tetap memandang penting jalur dakwah lewat politik.
Opsi ketiga, Muhammadiyah tetap mengembangkan kedekatan yang sama dengan parpol namun pada momen pemilu dapat mendukung calon yang dinilai dapat memperjuangkan kepentingan Muhammadiyah. "Dengan syarat, mereka mempunyai sifat amanah, memiliki kecakapan, integritas moral, kapasitas intelektual, serta loyal dan peduli pada organisasi Muhammadiyah," kata Din.
Din mengaku opsi apa pun yang dipilih Muhammadiyah, harus dijalankan dengan mengedepankan tujuan dakwah Muhammadiyah. Ia menyatakan, perlu ada revitalisasi watak sejati Muhammadiyah. "Muhammadiyah tetap pada misi suci kelahirannya yaitu mencerahkan peradaban bangsa," ujar Din.
sumber: republika.co.id; tgl. 4 Agustus 2015
No comments:
Post a Comment